Wednesday, November 5, 2014

A Walk Down Memory Lane (2)

Masih terkait dengan diari dan surat-surat jaman baheula yang kuceritain kutemuin di sini.
Aku rada fokus baca ke surat-surat sahabatku yang paling tinggi frekuensi menulisnya. Oh dan surat-surat dari para lelaki yang nampaknya menaruh hati...but more on that later *nyengir

Seperti niatku kemarin di postingan soal ini, aku lalu mulai nulis email ke salah satu sahabatku. Bahas masa lalu.
Responsnya cepet, dia reply. Demikian beberapa kali sampai kami terhenti karena dunia juga bukan buat nostalgia saja, hehehe.
Kegiatan ini membuatku terkenang pada beberapa orang yang kemudian mendorongku untuk membuat akun pesbuk. Apalagi kalau bukan supaya bisa mencari dan mengirim pesan pada orang-orang yang sudah lama hilang kontak. Aku sudah beberapa tahun tidak punya pesbuk. Banyak alasan sih kenapa, mungkin terutama karena gerah ruang pribadi jadi terbatas. Tau sendiri kan, sungkan loh rasanya menolak permintaan teman dari orang yang sebenarnya tidak terlalu kita suka. Lebih mudah deactivate sekalian.
Nah, karena banyak orang yang sempat jadi bagian penting dari hidupku ini hadir waktu handphone masih langka dan socmed belum ditemukan, pesbuk adalah tempat baik untuk melacak mereka kembali. Terutama jika mereka sudah tidak tinggal di Indonesia lagi. Orang yang berjasa cukup besar di masa mahasiswaku yang penuh drama.
Mengenang dan mengingat masa lalu, tersadar kalau banyak lho ternyata yang dulu adalah orang penting sekali, sekarang jadi nobody buatku. Padahal mereka banyak berjasa. Aku gak bakal jadi seorang yang kayak sekarang tanpa mereka. Life happens.
Tapi seharusnya tidak demikian ya? Sedih rasanya berpikir kalau sesuatu yang baik dan berarti, selesai begitu aja.

“When people walk away from you, let them go. Your destiny is never tied to anyone who leaves you, and it doesn't mean they are bad people. It just means that their part in your story is over.”


Tony McCollum
Baca ini pengen gak setuju. Yes, we grew apart. Doesn't mean we can't rekindled our relationship. Specially in this era where connect with each other via internet is super duper easy. 
Tapi kemudian memang ada kenangan yang lebih indah waktu dikenang.
Kalau dihidupkan kembali malah bikin jadi kecewa.
Manusia berubah. Suka atau tidak.
Mungkin itulah mengapa, ada orang yang tetap jadi bagian hidup kita, dan ada yang pelan-pelan outgrow from our life.
Jadi...milih kali ya, mana yang dicari dan mana yang nggak. Atau ekspektasinya direndahin supaya gak kecewa :) Atau kalau gak ingin 'ngotorin' kenangan, well...biarin aja berenti jadi kenangan kali ya?

No comments:

Post a Comment