Saturday, December 27, 2014

Penggertak aka Bully

Saya lagi jalan-jalan di dunia maya dan nemu tulisan tentang penggertak. Akhir-akhir ini marak sekali dibicarakan penggertak di kalangan anak kecil. Saya lalu mengingat-ingat masa kecil saya..apa saya pernah digertak atau malah..penggertak?

Sebagai anak perempuan satu-satunya, saya tidak pernah diberi bisikan bahwa perempuan lebih lemah, permainan ini adalah permainan yang tidak cocok untuk perempuan, seorang perempuan tidak pantas berkelakuan begini atau begitu. Dulu saya tidak sadari kalau hal itu berefek besar. Sekarang saya melihat semua itu dalam perspektif yang sungguh berbeda.

Thursday, December 25, 2014

Christmas Cookies (1)

Selamat hari Natal!
Kenangan Natal saya adalah membuat sendiri kue-kue Natal yang nantinya, jika masih belum habis kami kudap sendiri (kami as in saya dan adik saya), akan disuguhkan pada tamu-tamu yang datang ke rumah.
Kesibukan membuat kue ini yang membawa suasana Natal bagi saya. Maka, setelah saya menikah, saya menghidupkan kembali kebiasaan ini di keluarga saya. Sekaligus mengenang Natal saya semasa mama saya masih hidup dan sehat. Hari-hari menjelang Natal dan tahun baru adalah hari-hari ketika rumah kami dipenuhi semerbak kue yang sedang dan baru dikeluarkan dari oven. Tanpa itu, suasana Natal rasanya belum 'dapet' bagi saya.

Tuesday, December 23, 2014

Songs with Christmas-y Feel

Lagu jenis begini, walau tentang cinta-cintaan atau apalah, selalu bikin saya ngerasa Christmas-y banget dari dulu.
Kenal lagu ini dari blog mbak Leija. Viklipnya manitz beuddd...
Been hearing this and smilin' while baking some Xmas cookies :)



Saturday, December 13, 2014

Footprints in The Sand - Leona Lewis

I always love Footprints in The Sand. I love the song also.
When I saw this show, I loved it immediately. But what made me cried instantly was the moment it showed in minutes 03:00.

Attraction Semi Final [HD] - Britain's Got Talent 2013




Friday, December 12, 2014

Belanja Online

Sebagai manusia konservatif (alias kuno), belanja online agak menakutkan buat saya. Belum lagi saya anak yang dari kecil disinyalir susah percaya sama orang. Belanja online, jelas, bukan sesuatu yang terlalu menarik untuk saya karena sulit melakukan transaksi dengan seseorang/suatu perusahaan yang saya tidak bisa 'kejar' di dunia offline.

Ketakutan saya ini tidak berarti saya tidak suka melihat-lihat barang jualan yang marak berseliweran di internet. Nah...selain untuk sekedar melihat, saya sering terheran-heran menemukan apa yang dijual di internet. Bahkan toko online sekelas Amazone sering menjual sesuatu yang membuat saya terkekeh-kekeh dan saya jadikan topik seru untuk dibahas saat makan siang dengan rekan kantor atau teman.

Saturday, December 6, 2014

Lupa

Tadi iseng nyari resep dan seperti biasa kalo lagi main internet, entah gimana jadinya nemu satu blog baru yang aku suka. Salah satu posting disana bikin nyengir karena saya sendiri juga sama. Pelupa.

Sahabat yang juga saudara sepupu saya, sudah hapal kelemahan saya yang satu ini. Dulu, sewaktu saya pulang kampung libur kuliah dan ketemu orang-orang dari gereja, teman yang dulu satu sekolah atau persekutuan atau apa, dia yang sigap menutupi kalau dia lihat muka saya blank disapa orang. Hahaha...sayang kami tidak satu kuliah dan tempat kerja. Jadi saya gak punya reminder pribadi kalau yang saya temui orang-orang dari masa saya setelah SMU.
Parahnya, orang yang dulu pernah lumayan berarti, bisa tidak saya ingat sama sekali. Misal aja gebetan atau musuh atau saingan. Kalau kenangannya gak enak, untung ya bisa lupa, hehehe.

Saturday, November 15, 2014

That's Life

One of the version of this song that I love, love, love..



"That's Life" 

*Smash version


That's life, that's what people say.
You're riding high in April,
Shot down in May
But I know I'm gonna change that tune,
When I'm back, back on top in June.

That's life, funny as it may seem
Some people get their kicks,
Steppin' on a dream (Ivy)
But I just can't let them get me down, oh no..
'Cause this big ol' world keeps spinning around

I've been a puppet, a pauper, a pirate,
A poet, a pawn and a queen.
I've been up and down and over and out
oh, the drama I've seen:
Each time I find myself, flat on my face,
I pick myself up and get back in the race.

That's life
I can't deny it,
I thought of quitting,
But my friends just won't buy it.
And if I thought it wasn't worth the try,
I just jump right on a big bird and then I'd fly

I've been a puppet, a pauper, a pirate,
A poet, a pawn and a queen.
I've been up and down and over and out
oh the trouble we've seen:
Each time we find ourself flat on our face,
we pick ourself up and get back in the race

That's life
That's life, I can't deny it
I thought of quitting
But Eileen just won't buy it
So sister, brother, Broadway star, or wife..(sure)
I just thank God for the present, the present..
That's life, that's life...That's life, that's life

Thursday, November 6, 2014

Hipster...

Apa pun artinya itu..
Jadi nyoba tanya Google, hasil pertama begini:
hip·ster1
ˈhipstər/
noun
informal
noun: hipster; plural noun: hipsters
  1. a person who follows the latest trends and fashions, especially those regarded as being outside the cultural mainstream.
Highlight: follows the latest trends - outside the cultural mainstream.
Ngikutin tren tapi bukan yang mainstream.
Aku bingung.
Setauku namanya tren karena ya banyak yang mengikuti. Seperti apa yang namanya tren tapi gak mainstream?
Pengalaman kerja di industri kosmetik yang mewah ternyata gak menolong buat mengerti, haha.

Lalu liat lagi definisi berikut yang sebenernya malah bergerak lain sama sekali dari penjelasan yang pertama:
Hipsters are a subculture of men and women typically in their 20's and 30's that value independent thinking, counter-culture, progressive politics, an appreciation of art and indie-rock, creativity, intelligence, and witty banter.
 Lalu dari Wikipedia yang nampaknya paling pas ya neranginnya:

The term in its current usage first appeared in the 1990s and became particularly prominent in the 2010s,[9] being derived from the term used to describe earlier movements in the 1940s.[10] Members of the subculture do not self-identify as hipsters, and the word hipster is often used as a pejorative to describe someone who is pretentious,[11] overly trendy or effete.[7][12] Some analysts contend that the notion of the contemporary hipster is actually a myth created by marketing.[13]
Nah di kehidupan maya dan nyata, sekilas mengamati, orang yang menyatakan dirinya hipster nampak berusaha tidak seperti orang lain. Lalu malah berakhir jadi seperti kebanyakan orang karena..yah well, hipster lagi tren, hahaha.
Justru orang-orang yang witty, different (orang-orang yang saya lihat paling pantas digolongkan sebagai hipster) jarang menyatakan dirinya hipster. Bahkan geli melihat orang yang menyatakan dirinya sendiri hipster. 
Oh what am I blabbing.
Postingan ini muncul karena baca beberapa blog dan web dan ask.fm dan twit orang-orang yang bikin aku kagum. Pemikiran mereka bukan sesuatu yang tidak terlintas di benak saya sendiri namun, mereka cerdas sekali merangkai kata dan menjelaskan. Selalu menyenangkan mengikuti sepak terjang mereka. *brb browsing lagi

Wednesday, November 5, 2014

A Walk Down Memory Lane (2)

Masih terkait dengan diari dan surat-surat jaman baheula yang kuceritain kutemuin di sini.
Aku rada fokus baca ke surat-surat sahabatku yang paling tinggi frekuensi menulisnya. Oh dan surat-surat dari para lelaki yang nampaknya menaruh hati...but more on that later *nyengir

Seperti niatku kemarin di postingan soal ini, aku lalu mulai nulis email ke salah satu sahabatku. Bahas masa lalu.
Responsnya cepet, dia reply. Demikian beberapa kali sampai kami terhenti karena dunia juga bukan buat nostalgia saja, hehehe.
Kegiatan ini membuatku terkenang pada beberapa orang yang kemudian mendorongku untuk membuat akun pesbuk. Apalagi kalau bukan supaya bisa mencari dan mengirim pesan pada orang-orang yang sudah lama hilang kontak. Aku sudah beberapa tahun tidak punya pesbuk. Banyak alasan sih kenapa, mungkin terutama karena gerah ruang pribadi jadi terbatas. Tau sendiri kan, sungkan loh rasanya menolak permintaan teman dari orang yang sebenarnya tidak terlalu kita suka. Lebih mudah deactivate sekalian.
Nah, karena banyak orang yang sempat jadi bagian penting dari hidupku ini hadir waktu handphone masih langka dan socmed belum ditemukan, pesbuk adalah tempat baik untuk melacak mereka kembali. Terutama jika mereka sudah tidak tinggal di Indonesia lagi. Orang yang berjasa cukup besar di masa mahasiswaku yang penuh drama.
Mengenang dan mengingat masa lalu, tersadar kalau banyak lho ternyata yang dulu adalah orang penting sekali, sekarang jadi nobody buatku. Padahal mereka banyak berjasa. Aku gak bakal jadi seorang yang kayak sekarang tanpa mereka. Life happens.
Tapi seharusnya tidak demikian ya? Sedih rasanya berpikir kalau sesuatu yang baik dan berarti, selesai begitu aja.

“When people walk away from you, let them go. Your destiny is never tied to anyone who leaves you, and it doesn't mean they are bad people. It just means that their part in your story is over.”


Tony McCollum
Baca ini pengen gak setuju. Yes, we grew apart. Doesn't mean we can't rekindled our relationship. Specially in this era where connect with each other via internet is super duper easy. 
Tapi kemudian memang ada kenangan yang lebih indah waktu dikenang.
Kalau dihidupkan kembali malah bikin jadi kecewa.
Manusia berubah. Suka atau tidak.
Mungkin itulah mengapa, ada orang yang tetap jadi bagian hidup kita, dan ada yang pelan-pelan outgrow from our life.
Jadi...milih kali ya, mana yang dicari dan mana yang nggak. Atau ekspektasinya direndahin supaya gak kecewa :) Atau kalau gak ingin 'ngotorin' kenangan, well...biarin aja berenti jadi kenangan kali ya?

Tuesday, November 4, 2014

A Walk Down Memory Lane (1)

Kemarin akhirnya gak tahan liat gunungan buku dan kotak dan..oh entah apalagi di atas meja rumah. Mulailah semua barang tidak jelas itu diturunkan dari meja untuk kemudian dipilah-pilah.
Mana yang harus ditaruh dalam kotak dan disimpan, mana yang harus dibuang, mana yang harus disisihkan untuk dimintakan persetujuan Abun akan dibuang atau disimpan.

Setengah jam pertama masih lancar jaya.

Sampai pada dua kotak sepatu yang awal tahun kemarin aku angkut dari rumah orang tua.
Isinya surat-surat (yep, internet belum ada waktu itu) sejak aku pindah dari kota kelahiranku.
Surat-surat yang jadi pelepas rindu dan penahan depresi karena 'dipaksa' pindah padahal aku sedang cinta-cintanya pada sekolah.
Sejak kecil aku suka sekolah.
Amat sangat.
Nampaknya alasan utama kesukaanku sekolah itu: teman-teman sekolah. Kebayang kan, lagi hot-hotnya sekolah, mulai puber dan mulai naksir-naksiran, udah punya geng sendiri, ehhhh...pindah kota. Nelangsa bener rasanya waktu itu.
Ketakutan kehilangan kontak dengan sahabat-sahabat dari kota kelahiran, aku berusaha semaksimal mungkin mempertahankan mereka dengan cara menulis surat.
Cara ini berlangsung sampai kuliah; setelah itu sudah ada internet dan socmed yang puji syukur, memungkinkan orang bertukar kabar dengan cara lebih mudah dan cepat.

Membaca sedikit dari surat-surat itu menggagalkan niat beberes tadi. Aku asyik membaca dan mengenang apa yang terjadi dahulu. Sepanjang membaca, tak henti-hentinya takjub betapa banyak yang aku udah lupa. Bahkan ada beberapa orang (laki semua sih emang) yang banyak dibahas dan bahkan surat-suratan denganku, tapiii, get this, gak kuingat. Sama sekali. Hahaha...Jadi buat para wanita muda di luar sana, kemungkinan besar lelaki-lelaki yang sekarang berarti segalanya itu, beberapa tahun kemudian bukan hanya tidak berarti. Kemungkinan inget namanya juga nggak. Jadi, bertahanlah...sampai menemukan yang terbaik ;)

Lalu dari sekian banyak teman yang bersurat-suratan denganku, hanya ada beberapa yang sama getol dan bawel sewaktu menulis surat. Kemungkinan karena temen-temenku yang lain rata-rata aktif banget di berbagai macem kegiatan (hai nDra!) jadi waktu mereka untuk menulis surat tidak se-lowong aku. Faktor bawel juga menentukan. Offline dan online, aku asli cerewet. Selain itu, menulis surat bukan suatu kegiatan yang mudah. Menulisnya sendiri butuh niat dan waktu. Setelah selesai, harus memberi perangko dan mengirimkan lewat kantor pos. Kantor pos, tidak seperti mal jaman sekarang, bukanlah tempat yang di setiap pojokan ada. Jadi, memang niat bener dulu itu aku surat-suratan dengan lebih dari 10 orang. Syukurlah (?) yang frekuensi membalasnya tinggi tidak semua, hahaha. Bangkrut juga mahasiswa beli 10 perangko tiap minggu.

Surat-surat itu juga membuatku terkenang-kenang betapa dahulu yang namanya komunikasi itu mahal dan kudu niat. Nulis tangan itu jauh lebih lama ketimbang mengetik. Tulisan yang 'tercipta' juga tidak selalu terbaca oleh penerima, hahaha. Tulisan tanganku adalah alasan aku suka komputer. Jelek bingits. Tapi dulu hal itu tidak menghentikanku menulis berlembar-lembar surat. Sampai sekarang, menulis di atas kertas lebih memuaskan ketimbang mengetik buku harian dalam komputer. Ada kepuasan yang gak bisa didapat dengan sekedar mengetik. Mungkin itu mengapa orang dulu selalu bilang kalau generasi setelah mereka lebih enak karena mereka melihat kalau generasi setelahnya memiliki banyak kemudahan, yang dahulu, terbayang saja tidak.

Dulu, untuk mengetahui wajah teman yang lama tidak berjumpa, membutuhkan proses yang tidak mudah. Aku harus minta foto mereka. Mereka lalu harus mencuci negatif film agar bisa dicetak. Lalu barulah foto itu dikirim lewat pos. Itu pun tidak bisa terlalu banyak karena mencuci foto itu lumayan harganya. Itu kalau kita berteman dan keep in touch. Kalau gebetan lama yang notabene tau kita hidup aja kagak? Ya gak mungkin kan, hahahaha. Sekali lagi, syukur sekarang ada internet. Komunikasi sangat mudah. Stalking juga =P
Orang nyaris setiap hari posting atau memajang foto terbaru mereka. Entah di socmed atau dibuat menjadi gambar profil. Beberapa mungkin malah 'terlalu rajin' sampai dibilang over-sharing.
Beda dengan socmed yang semudah mengetik nama untuk menemukan orang yang kita cari, menjaga tali silaturahmi (tjie bahasanyaa) jaman dulu juga 'berseni'. Kita harus menanyakan alamat mereka. Jika bertahun berlalu, ada kemungkinan alamat itu tidak berlaku lagi karena mereka pindah. Telpon rumah juga tidak semua orang punya. Sekarang, satu orang minimal memiliki satu henpon. Satu orang memiliki minimal satu akun di socmed. Keajaiban teknologi yang tidak hentinya kusyukuri karena memungkinkan bertemu teman yang karena satu dan lain hal sempat terputus komunikasinya.

Membaca surat-surat itu mengingatkanku kalau dulu jaman SMP sampai kuliah, aku mengalami yang namanya bingung dan lebay. Malu bacanya...ketololan-ketololan yang dilakukan, pikiran-pikiran polos yang bloon banget kalau diliat sekarang, atau segala kelakuan yang sewaktu diliat sekarang, apa sih yang kupikirin waktu itu?? *celupin muka ke danau

Pastinya sih, surat-surat ini akan jadi bahan obrolan yang seru dengan mereka. Hanya nampaknya aku ingin mulai lagi menyurati mereka. Lewat email, karena pos sekarang biarlah hanya untuk mengirim barang saja. Jarang kayaknya bertukar kabar lewat email. Terbiasa serba cepat, bercerita biasanya hanya dilakukan lewat chatting. Pengen nulis email ah. Lebih fokus dan berlatih nulis lagi.

Endorse di Blog

Sejak kenal namanya internet dan tahu yang namanya blog, aku seneng bener ngintipin blogger dengan tulisan-tulisan mereka yang bagus. Kocak, pinter, menarik..
Akhir-akhir ini, beberapa blogger kesayangan sejak bertahun-tahun mulai jarang aku intip.
Bukan karena tulisannya jelek.
Bukan sama sekali.
Tulisan mereka tetap bagus.
Hanya aja sekarang mereka banyak posting endorsement buat produk.
Gak salah kok, gak salah sama sekali. Aku salut mereka dipakai merk terkenal untuk endorse di blog pribadi mereka.

Tapi...jadinya akyu malaysia cekbebicek blog mereka.

Pada dasarnya endorse (cmiiw) bertujuan agar yang baca jadi tertarik dengan produk tersebut. Menjual lah tujuannya.
Nah, aku nyaris selalu mindahin saluran tv sewaktu iklan. Lalu, kalo youtube nayangin iklan di awal viklip (dimana si iklan kudu ditonton seluruhnya sampe abis-bencik!), aku selalu matiin suaranya dan baca-baca web lain sampai itu iklan habis.
Menyadari  akhir-akhir ini beberapa blogger jarang posting selain endorsement, aku juga jadi kehilangan minat cek blog-blog tersebut. Sama dengan baca iklan kan.

Rindu sebenernya ama tulisan-tulisan mereka.
Kadang suka ceklak ceklik kesana.
Tapi jaraaa...nggg banget. Ini biasanya blog yang isi endorsementnya jauh melampaui yang non-endorse. Hak mereka kaleee, some of you might said.
Ember.
Makanya aku demen bener kalo blogger terkenal tetap produktif nulis non-endorsement.
Omong-omong, kalau blog isi endorsement doank...lama-lama blognya sepi juga mungkin ya?

Thursday, October 30, 2014

Memasak

Ternyata di Giant ada loh potongan salmon yang harganya gak nyampe 15 ribu perak *sumringah.
Jadi langsung dibeli. Sampai rumah, dikasih air jeruk lemon banyak-banyak, lada, dan adas. Gak pakai garam karena katanya semakin bertambah usia, tekanan darah akan semakin naik, jadi sebisa mungkin hindari garam. Simpen semaleman di kulkas. Besoknya dipanggang dengan dikasi minyak kedelai dikit.
E..naaakkk.
This picture doesn't do justice but, this is the best I can do..

Ikan Salmon 15 ribu. Adasnya masih tertabur cantek..

Lalu, ik kan malaysia ya ngupas kentang. Masalahnya, ai doyan..hahaha. Sewaktu liat IG nya mbak Ira kapan hari, ada keterangan gambar kalau kentang beku bisa dipanggang dengan sedikit aja minyak. Senang? Pasteee. Praktek deh. Kentangnya dikasi lada dan oregano, tanpa garam juga. Enyak enyak enyakkk...seperti ini penampakannya:



Senang deh.
Lalu kemarin dapet wheat bran, titip temen. Segera cari resep di website andalan dan kemarin buat deh. Rasanya? Mmm...lumayan enak, hanya aja kalo besok-besok bikin, bakal ngurangin takaran wheat bran disitu kayaknya. Soalnya si Bun  ngeluh bikin kerongkongan seret sewaktu ditelan, sampai batuk malah. Baiklah.

Bran Wheat Muffin

Sebetulnya dari minggu-minggu kapan pengen buat arsik atau pepes ikan emas. Tapiii..ikan emas hidup lagi susye dicari. Jadinya bikin soto betawi resep dari JTT; santannya diganti susu non fat. Hasilnya enakkkkkk...hahaha. Seneng deh. Biasanya ganti santan dengan susu non fat kalau buat bubur kacang hijau aja. Ternyata buat masak lauk juga sedapp. Hepi deh, bisa buatin soto buat Bun tanpa santan. Obsesiku kalau masak di rumah harus sehat, kalau mau nyari enak doank kan bisa beli :)

Ini enakkkk benerrr. Aku buat udah 2 kali, yang kedua tanpa goreng dagingnya lagi. Teuteup lezatoss.

Sebenarnya kemarin bikin puding coklat super nyoklat dari web yang sama, tapi foto gak ada karena..udah ludes. Hahaha. Lalu sempet buat cinnamon roll yang digadang-gadang easy peasy oleh blog luar (bukan dari web JTT nya mbak Endang yang oke itu).
Hasilnya?
Yah..dimakan sih, tapi rasanya lebih mirip kuping gajah dikasi kayu manis...hahaha..heran kan? Besok mau coba resep mbak Endang yang di JTT itu aja ah. Aku pengen banget sukses bikin roti from a scratch. Nyoba 2 kali dan gagal mulu...hahaha. Susye emang deh bikin roti. Kalau sukses....duhhh bangganyaaaaaa ( berhasil aja belon :P ).

Sunday, June 8, 2014

A Great Big World

Cause even though you know life is sucks, somehow you appreciate it still..



"Say Something"by A Great Big World & C. Aguilera

Say something, I'm giving up on you
I'll be the one, if you want me to
Anywhere I would've followed you
Say something, I'm giving up on you

And I am feeling so small
It was over my head
I know nothing at all

And I will stumble and fall
I'm still learning to love
Just starting to crawl

Say something, I'm giving up on you
I'm sorry that I couldn't get to you
Anywhere I would've followed you
Say something, I'm giving up on you

And I will swallow my pride
You're the one that I love
And I'm saying goodbye

Say something, I'm giving up on you
And I'm sorry that I couldn't get to you
And anywhere I would've followed you (Oh-oh-oh-oh)
Say something, I'm giving up on you

Say something, I'm giving up on you
Say something...

Friday, June 6, 2014

I Borrow These Words

Because I can't write it better...
oh, who am I kidding..I can't write it.
So I borrow her words...
Here it is

Tuesday, June 3, 2014

LDR Works for Me

Nampaknya sih demikian ya.
Setelah dicermati, gw ternyata manusia yang kudu jauh dulu supaya insap, ngyahahaha *gigit beling

Thursday, April 10, 2014

Finale HIMYM (Review Mbak Rika)

Tadinya sihh hari ini gak ada rencana nulis apa-apa.
Terus baca review HIMYM di blog mbak Rika...adeuh, those words of her...
I have the same thoughts, the different is, she can write it well, hahaha...
Jadi, mampirlah baca tulisan beliau.
Saya mau istirahat sambil merenungkan review itu #ishhh

Tuesday, March 11, 2014

Menyendu dari Minggu Lalu

Halah tu judul...

Gua tau lagu ini dari salah satu tulisannya Poppies tapi lupe yang mana di blognya. Kalo gua dengerin doank pasti gak bakal dengerin baik-baik karena musiknya bukan yang terlalu ikrib buat telinga gua. Berhubung syairnya bagus jadinya suka...

Songwriters: Bryan, Mark / Rucker, Darius / Sonefeld, Jim / Felber, Dean

Only lonely by Hootie & The Blowfish


Hello again
Your words they make me smile
As I drift away
In my little room upstairs

Oh I spend my nights
Imagining your face, your touch
Then I realize
How I don't even know your name

If we could share our time
Would I disappoint your fantasies?
But I believe that I could be the one you're needing
Cause I'm...

Only lonely on the inside
Didn't mean to take away your dreams
I'm only lonely on the inside
When you close your eyes to your deepest thoughts

And I could start to give apologies
For all the stupid things that I will say and I will do
If we should ever cross the same place at the same time
Would your world skip a beat cause it was me?

If we could share our life
Would I disappoint your memories?
And I believe that you could be the one I'm needing
And I'm...

Only lonely on the inside
Didn't mean to take away your dreams
I'm only lonely on the inside
When you close your eyes to your deepest thoughts

If I could give back your hopes, your joys, your treasures
Don't you think that I would change my world?
But there's so many things trying to pull us together
And even though we're far apart 
I can still watch you walk away

Only lonely on the inside
Only lonely on the inside
When you close your eyes, what do you see?

Only lonely on the inside
Didn't mean to take away your dreams
I'm only lonely on the inside
In your deepest thoughts, what do you see?

Only lonely on the inside
I didn't mean, I didn't mean, to steal your dreams away
I'm only lonely on the inside
When you close your eyes, in your deepest thoughts,
Do you see me?

Only lonely on the inside, 
I'm only lonely when you're gone
Only lonely on the inside, I see you babe, I see you
Only lonely on the inside, only lonely, 
only lonely on the inside
I'm only lonely on the inside

Sebenernya mau nebel-nebelin lirik yang paling disuka, tapi entar curcol..hahaha...
Duh bersyukur ya jaman internet begini, mudah nyari lagu dan liat viklip. Bersyukur hidup di waktu  pergantian jaman sebelum ada internet dan setelah ada internet. Jadi tau betapa beruntung sekarang ada yang namanya internet.
Sebelum ada internet, hal-hal kayak lagu dan pengetahuan itu mahal. Sekarang semua bisa dicari, dipelajari, dinikmati lewat internet. Murah. Beli buku satu sama dengan harga langganan internet sebulan.
Gua bisa belajar masak, merajut sampai dandan lewat internet. 
Terus jadi (dipaksa) rendah hati karena, di luar sana banyak orang yang jauh lebih muda dan lebih pinter dari gua. Lebih hebat, lebih tabah, lebih sulit hidupnya dan lebih tangguh.

Tapi emang kudu pinter-pinter milih juga sih. Karena situs yang bikin depresi banyak pulak, hehehe...
Atau karena kukurangbijakan diri sendiri bikin hidup yang susah makin susah.
Kayak apa? Belanja kalap di ols, hahahaha
Yuk ah, melototin barang elektronik di Blibli 
Zzzzz....


My Favo Piece

I adore this writer so very much..and this is my favorite piece from her blog..
Third Revolution Eraser

Enjoy..

Thursday, January 2, 2014

Jekardah

Yea..am in Jekardah now. For the sake of what-so-called dream. Tapi mikir di Tahun Baru 2014 ini...beneran ini impianku gak sih?! Andai kek konglomerat yang gak perlu mikir duit ya..eikeh maunya spa-nyalon-masak-jalan2mewah. Sekarang baru pada tahap lunasin utang..mwahahahaha
Capiché...